Sejarah Negara Malaysia

Malaysia adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang terdiri dari 13 negeri dan tiga wilayah persekutuan. Malaysia memiliki luas wilayah sekitar 330.000 km2 dan berpenduduk sekitar 32 juta jiwa. Malaysia memiliki sejarah yang panjang dan beragam, yang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti geografi, budaya, agama, politik, dan ekonomi.

Asal Usul Nama Malaysia
Nama Malaysia berasal dari kata Melayu, yang merupakan nama suku bangsa yang mendiami Semenanjung Malaya sejak zaman prasejarah. Kata Melayu sendiri berasal dari kata Sanskerta mala, yang berarti pegunungan atau rantai gunung. Hal ini mungkin mengacu pada pegunungan Bukit Barisan di Sumatera, yang merupakan tempat asal suku Melayu.

Nama Malaysia pertama kali digunakan oleh seorang ahli geografi Inggris bernama George Samuel Windsor Earl pada tahun 1831 dalam bukunya The Eastern Seas. Earl mengusulkan nama Malaysia untuk menyebut wilayah yang meliputi Semenanjung Malaya, Singapura, Sumatera, dan pulau-pulau di sekitarnya. Namun, nama ini tidak begitu populer hingga tahun 1963, ketika Federasi Malaya bergabung dengan Singapura, Sabah, dan Sarawak untuk membentuk negara baru yang bernama Malaysia.

Sejarah Pra-Kolonial
Sejarah Malaysia sebelum kedatangan bangsa Eropa dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu
Periode Prasejarah: Periode ini mencakup zaman Paleolitikum (sekitar 40.000 SM hingga 10.000 SM), zaman Mesolitikum (sekitar 10.000 SM hingga 5.000 SM), zaman Neolitikum (sekitar 5.000 SM hingga 500 SM), dan zaman Logam (sekitar 500 SM hingga 200 M). Pada periode ini, penduduk asli Malaysia hidup sebagai pemburu-pengumpul dan petani sederhana. Mereka juga mulai berdagang dengan bangsa-bangsa lain di Asia Tenggara dan Asia Selatan.

Periode Hindu-Buddha
Periode ini mencakup zaman Klasik (sekitar 200 M hingga 1400 M) dan zaman Transisi (sekitar 1400 M hingga 1500 M). Pada periode ini, pengaruh agama Hindu dan Buddha mulai masuk ke Malaysia melalui perdagangan dan penyebaran budaya dari India. Beberapa kerajaan besar yang berdiri pada periode ini antara lain Kerajaan Langkasuka (abad ke-2 hingga ke-14), Kerajaan Srivijaya (abad ke-7 hingga ke-13), Kerajaan Majapahit (abad ke-13 hingga ke-15), Kerajaan Kedah (abad ke-4 hingga ke-18), Kerajaan Malaka (abad ke-15 hingga ke-16), dan Kerajaan Aceh (abad ke-16 hingga ke-19).

Periode Islam
Periode ini mencakup zaman Awal (sekitar 1500 M hingga 1700 M) dan zaman Akhir (sekitar 1700 M hingga 1800 M). Pada periode ini, agama Islam mulai berkembang di Malaysia melalui perdagangan dan dakwah dari pedagang-pedagang Muslim dari Timur Tengah, India, dan Indonesia. Beberapa kerajaan Islam yang berdiri pada periode ini antara lain Kesultanan Malaka (abad ke-15 hingga ke-16), Kesultanan Johor (abad ke-16 hingga ke-19), Kesultanan Brunei (abad ke-15 hingga sekarang), Kesultanan Kedah

Sejarah Pra-Kolonial
abad ke-17 hingga sekarang), Kesultanan Perak (abad ke-16 hingga sekarang), Kesultanan Selangor (abad ke-18 hingga sekarang), dan Kesultanan Terengganu (abad ke-18 hingga sekarang).

Sejarah Kolonial
Sejarah Malaysia pada masa penjajahan bangsa Eropa dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu:</p>
Periode Portugis: Periode ini berlangsung dari tahun 1511 hingga 1641. Pada periode ini, Portugis berhasil menaklukkan Kerajaan Malaka dan menjadikannya sebagai basis perdagangan mereka di Asia Tenggara. Portugis juga berusaha menguasai wilayah-wilayah lain di Malaysia, tetapi mendapat perlawanan dari kerajaan-kerajaan Islam dan penduduk asli.

Periode Belanda
Periode ini berlangsung dari tahun 1641 hingga 1824. Pada periode ini, Belanda menggantikan Portugis sebagai penguasa Malaka dan memperluas pengaruh mereka di Malaysia. Belanda juga bersaing dengan Inggris dan Perancis dalam memperebutkan kekuasaan dan perdagangan di Asia Tenggara.

Periode Inggris
Periode ini berlangsung dari tahun 1824 hingga 1942. Pada periode ini, Inggris mendominasi Malaysia melalui perjanjian-perjanjian dengan Belanda dan kerajaan-kerajaan Melayu. Inggris membentuk Negeri-Negeri Selat (Malaka, Singapura, dan Pulau Pinang) sebagai koloni langsung mereka, dan Negeri-Negeri Melayu Bersekutu (Perak, Selangor, Negeri Sembilan, dan Pahang) serta Negeri-Negeri Melayu Tidak Bersekutu (Kedah, Perlis, Kelantan, Terengganu, Johor, dan Sarawak) sebagai protektorat mereka. Inggris juga mengambil alih Sabah dari Kesultanan Brunei dan Sulu. Inggris memperkenalkan sistem ekonomi kapitalis, sistem pendidikan Barat, sistem administrasi sipil, sistem hukum Inggris, dan sistem politik perwakilan di Malaysia.

Periode Jepang
Periode ini berlangsung dari tahun 1942 hingga 1945. Pada periode ini, Jepang berhasil mengalahkan Inggris dan menguasai seluruh Malaysia selama Perang Dunia II. Jepang menjalankan kebijakan-kebijakan yang keras dan represif terhadap penduduk Malaysia, seperti kerja paksa, pengambilan sumber daya alam, pengawasan ketat, penyensoran media, penindasan budaya, dan pembantaian massal.

Periode Pasca-Jepang
Periode ini berlangsung dari tahun 1945 hingga 1957. Pada periode ini, Inggris kembali mengambil alih Malaysia setelah Jepang menyerah pada Sekutu. Namun, penduduk Malaysia mulai menuntut kemerdekaan dari Inggris melalui gerakan-gerakan nasionalis dan komunis. Beberapa peristiwa penting pada periode ini antara lain Pembunuhan Raja-Raja Melayu (1946), Pemogokan Umum (1947), Perang Saudara Malaya (1948-1960), Konferensi Baling (1955), Pemilihan Umum Pertama (1955), dan Perjanjian Merdeka (1957).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *