Tag Archives: sejarah asia

Sejarah Negara Filipina

Sejarah Filipina adalah sejarah yang panjang dan beragam dari kepulauan yang sekarang menjadi negara Filipina. Sejarah ini dapat dibagi menjadi beberapa periode, yaitu
Prasejarah (pra-900), yang mencakup masa kedatangan manusia pertama di kepulauan ini hingga munculnya kerajaan-kerajaan maritim.

Periode klasik (900-1565), yang mencakup perkembangan politik, sosial, budaya, dan agama dari berbagai kerajaan, konfederasi, dan kesultanan di Filipina.

Penjajahan Spanyol (1565-1898), yang mencakup masa penaklukan, kolonisasi, dan evangelisasi Spanyol di Filipina, serta perlawanan dan revolusi dari rakyat Filipina.

Penjajahan Amerika (1898-1946), yang mencakup masa perang, pemerintahan, dan modernisasi Amerika di Filipina, serta gerakan nasionalisme dan kemerdekaan dari rakyat Filipina.

Prasejarah
Prasejarah Filipina dimulai dengan kedatangan manusia pertama di kepulauan ini sekitar 30.000 tahun yang lalu melalui jembatan darat dari Asia Tenggara. Manusia-manusia ini dikenal sebagai suku Negrito, yang memiliki ciri-ciri fisik berkulit gelap, rambut keriting, dan tubuh kecil. Mereka hidup sebagai pemburu dan pengumpul makanan di hutan-hutan tropis.

Kemudian, sekitar 3000 SM, datanglah gelombang migrasi kedua dari Asia Tenggara yang membawa budaya Austronesia. Orang-orang Austronesia ini memiliki ciri-ciri fisik berkulit sawo matang, rambut lurus atau bergelombang, dan tubuh sedang. Mereka membawa dengan mereka pengetahuan tentang bercocok tanam, beternak, menenun, membuat perahu, dan berdagang. Mereka juga membawa dengan mereka bahasa-bahasa Austronesia yang menjadi dasar dari bahasa-bahasa Filipina modern.

Orang-orang Austronesia ini menyebar ke seluruh kepulauan Filipina dan membentuk berbagai kelompok etnis dengan budaya dan tradisi yang berbeda-beda. Beberapa kelompok etnis yang terkenal adalah Tagalog, Ilokano, Bisaya, Bicolano, Kapampangan, Pangasinan, Maranao, Maguindanao, Tausug, Ifugao, Igorot, dan lain-lain.

Kerajaan-kerajaan maritim
Pada abad ke-10 hingga ke-13 Masehi, beberapa kelompok etnis di Filipina mulai mengembangkan sistem politik yang lebih kompleks dan terorganisir. Mereka membentuk kerajaan-kerajaan maritim yang menguasai wilayah-wilayah pesisir dan pulau-pulau strategis. Kerajaan-kerajaan ini memiliki hubungan perdagangan dan diplomasi dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara dan Timur seperti Tiongkok, India, Jepang, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Beberapa kerajaan maritim yang terkenal adalah
Kerajaan Tondo (abad ke-10 hingga ke-16), yang menguasai wilayah Manila Bay di pulau Luzon. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan dan budaya di Filipina utara.
Kerajaan Butuan (abad ke-10 hingga ke-13), yang menguasai wilayah Teluk Butuan di

<p>pulau Mindanao. Kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan dan budaya di Filipina selatan.</li>
<li>Kerajaan Cebu (abad ke-13 hingga ke-16), yang menguasai wilayah pulau Cebu dan sekitarnya. Kerajaan ini dikenal sebagai salah satu kerajaan yang pertama kali berhubungan dengan penjelajah Eropa, yaitu Ferdinand Magellan pada tahun 1521.

Penjajahan Spanyol
Penjajahan Spanyol di Filipina dimulai dengan kedatangan ekspedisi Miguel López de Legazpi pada tahun 1565, yang mendirikan pemukiman San Miguel di pulau Cebu. Legazpi kemudian bergerak ke utara, mencapai teluk Manila di pulau Luzon pada tahun 1571. Di Manila, ia mendirikan kota baru dan dengan demikian memulai era penjajahan imperium Spanyol, yang berlangsung lebih dari tiga abad.

Pemerintahan Spanyol berusaha mencapai penyatuan politik seluruh kepulauan, yang sebelumnya terdiri atas berbagai kerajaan dan komunitas merdeka, tetapi tidak berhasil. Beberapa kerajaan dan kesultanan, terutama di Mindanao dan Sulu, menolak untuk tunduk kepada Spanyol dan terus berperang melawan penjajah. Spanyol juga menghadapi perlawanan dari rakyat Filipina yang tidak puas dengan sistem pemerintahan, pajak, korupsi, dan penindasan yang dilakukan oleh para pejabat dan rohaniwan Spanyol.

Selain itu, Spanyol juga memperkenalkan agama Katolik Roma di Filipina, yang menjadi agama mayoritas hingga saat ini. Spanyol mengirimkan para misionaris untuk mengkristenkan rakyat Filipina, yang sebagian besar menganut agama Hindu, Buddha, atau Animisme. Proses pengkristenan ini tidak selalu berjalan mulus, karena ada pula rakyat Filipina yang menentang atau mempertahankan kepercayaan asli mereka.

Revolusi Filipina
Revolusi Filipina adalah perjuangan rakyat Filipina untuk memerdekakan diri dari penjajahan Spanyol pada akhir abad ke-19. Revolusi ini dipicu oleh berbagai faktor, seperti kesenjangan sosial antara kelas atas (yang terdiri dari orang-orang Spanyol dan mestizo) dan kelas bawah (yang terdiri dari orang-orang pribumi dan Tionghoa), ketidakadilan hukum, diskriminasi rasial, eksploitasi ekonomi, dan pengaruh ide-ide nasionalisme dan liberalisme dari Eropa.

Revolusi ini dimulai dengan pendirian Katipunan, sebuah organisasi rahasia yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Spanyol melalui pemberontakan bersenjata. Pada tanggal 23 Agustus 1896, Katipunan memulai pemberontakan di Manila dan sekitarnya. Pemberontakan ini kemudian menyebar ke seluruh kepulauan. Salah satu pemimpin revolusi yang paling terkenal adalah José Rizal, seorang dokter, penulis, dan nasionalis yang dieksekusi oleh Spanyol pada tanggal 30 Desember 1896 karena dianggap sebagai penghasut.

Pada tanggal 12 Juni 1898, Emilio Aguinaldo, seorang jenderal revolusioner yang kembali dari pengasingan di Hong Kong dengan bantuan Amerika Serikat.

Sejarah Negara India

India adalah sebuah negara yang memiliki sejarah yang panjang dan kaya. Negara ini merupakan tempat lahirnya beberapa peradaban, agama, dan kebudayaan yang berpengaruh di dunia. Sejarah India dapat dibagi menjadi beberapa periode besar, yaitu.

Peradaban Lembah Indus
Peradaban Lembah Indus adalah salah satu peradaban tertua di dunia, yang berkembang di wilayah barat laut subbenua India dari tahun 3300 sampai 1700 SM. Peradaban ini mencapai tingkat kemajuan yang tinggi dalam bidang pertanian, perdagangan, seni, arsitektur, dan teknologi. Peradaban ini juga dikenal dengan sistem kota yang teratur dan saluran air yang canggih. Beberapa kota penting dari peradaban ini adalah Mohenjo-daro, Harappa, Lothal, dan Kalibangan. Peradaban Lembah Indus runtuh karena sebab-sebab yang belum diketahui, mungkin karena perubahan iklim, bencana alam, atau invasi dari bangsa lain.

Zaman Besi India
Zaman Besi India dimulai sekitar tahun 1500 SM, ketika bangsa Arya datang dari Asia Tengah dan menyebar ke seluruh anak benua India. Bangsa Arya membawa dengan mereka bahasa Sanskerta, agama Weda, dan sistem kasta. Mereka juga menciptakan bentuk sastra tertua di India, yaitu Weda dan Upanisad. Zaman Besi India juga disebut sebagai Zaman Weda atau Zaman Warna-warni (Vedic atau Epic), karena banyak kisah-kisah epik yang ditulis pada masa ini, seperti Ramayana dan Mahabharata.

Zaman Klasik India
Zaman Klasik India berlangsung dari abad ke-6 SM sampai abad ke-13 M. Pada periode ini, terjadi banyak perubahan sosial, politik, agama, dan budaya di India. Pada abad ke-6 SM, muncul dua agama baru yang berakar dari Weda, yaitu Jainisme dan Buddhisme. Kedua agama ini menekankan pada ajaran non-kekerasan, karma, dan nirwana. Pada abad ke-4 dan ke-3 SM, India disatukan oleh Kekaisaran Maurya yang dipimpin oleh Chandragupta Maurya dan cucunya Ashoka. Ashoka dikenal sebagai raja yang bijaksana dan toleran, yang menyebarkan ajaran Buddha ke seluruh Asia. Pada abad ke-1 SM sampai abad ke-3 M, India mengalami kemakmuran di bawah Kekaisaran Kushan dan Kekaisaran Satavahana. Pada periode ini juga berkembang sastra Sanskerta klasik, seperti karya-karya Kalidasa dan Panini.

Zaman Pertengahan India
Zaman Pertengahan India berlangsung dari abad ke-13 sampai abad ke-18 M. Pada periode ini, India menghadapi banyak invasi dan penaklukan dari bangsa-bangsa asing, terutama dari Asia Tengah dan Timur Tengah. Pada abad ke-13 sampai abad ke-16, India diperintah oleh Kesultanan Delhi yang didirikan oleh bangsa Turki. Kesultanan Delhi berhasil memperluas wilayahnya hingga mencakup sebagian besar anak benua India utara. Namun, kesultanan ini juga menghadapi banyak pemberont

Kekaisaran Mughal
Kekaisaran Mughal adalah sebuah kekaisaran yang didirikan oleh bangsa Mongol yang berasal dari Asia Tengah pada abad ke-16. Kekaisaran ini mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-17, ketika menguasai hampir seluruh anak benua India, kecuali India selatan. Kekaisaran Mughal dikenal dengan kemegahan arsitektur, seni, sastra, dan budayanya, yang dipengaruhi oleh budaya Persia dan Islam. Beberapa contoh karya arsitektur Mughal yang terkenal adalah Taj Mahal, Masjid Agung Delhi, dan Benteng Merah. Kekaisaran Mughal juga mempromosikan toleransi agama dan keragaman budaya di bawah pemerintahan Akbar yang Agung. Namun, kekaisaran ini mulai mengalami kemunduran pada abad ke-18, akibat dari pemberontakan, korupsi, persaingan internal, dan invasi dari bangsa Persia dan Inggris.

Penjajahan Inggris
Penjajahan Inggris di India dimulai pada abad ke-18, ketika Perusahaan Hindia Timur Inggris mendapatkan hak monopoli perdagangan di India dari pemerintah Inggris. Perusahaan ini secara bertahap mengambil alih kendali politik dan militer di India melalui perang, persekongkolan, dan korupsi. Perusahaan ini juga mengeksploitasi sumber daya alam dan manusia di India untuk kepentingan ekonomi dan politik Inggris.

Pada tahun 1857, terjadi Pemberontakan Sepoy yang merupakan pemberontakan bersenjata terbesar melawan penjajahan Inggris di India. Pemberontakan ini dipicu oleh ketidakpuasan para tentara India (sepoy) terhadap perlakuan diskriminatif dan tidak menghormati agama mereka oleh pihak Inggris. Pemberontakan ini berhasil ditumpas oleh pasukan Inggris dengan bantuan dari penguasa-penguasa lokal yang setia kepada mereka. Akibat dari pemberontakan ini, Perusahaan Hindia Timur Inggris dibubarkan dan pemerintahan India langsung diambil alih oleh mahkota Inggris.

Gerakan Kemerdekaan India
Gerakan kemerdekaan India adalah sebuah gerakan nasional yang bertujuan untuk membebaskan India dari penjajahan Inggris melalui berbagai cara, seperti perlawanan bersenjata, gerilya, boikot, mogok, demonstrasi, dan kampanye damai. Gerakan ini dipimpin oleh berbagai tokoh nasionalis dan organisasi politik, seperti Mahatma Gandhi, Jawaharlal Nehru, Subhas Chandra Bose, Liga Muslim India, Kongres Nasional India, dan Partai Komunis India. Gerakan ini mendapat dukungan luas dari rakyat India dari berbagai latar belakang agama, etnis, kelas, dan gender.

Gerakan ini juga dipengaruhi oleh ide-ide nasionalisme, demokrasi, sosialisme, sekularisme, dan non-kekerasan. Gerakan ini menghadapi banyak tantangan dan rintangan dari pihak Inggris maupun dari kelompok-kelompok internal yang bertentangan dengan tujuan kemerdekaan atau persatuan India. Gerakan ini akhirnya berhasil mencapai kemerdekaan India pada tanggal 15 Agustus 1947, setelah negosiasi dengan pihak Inggris yang menghasilkan pembagian wilayah menjadi dua negara berdaulat: India dan Pakistan.

Sejarah Negara Brunei

Brunei adalah sebuah negara kecil yang terletak di pulau Kalimantan, berbatasan dengan Malaysia dan berhadapan dengan Laut Cina Selatan. Brunei memiliki sejarah yang panjang dan menarik, yang meliputi masa pra-Islam, masa kejayaan kesultanan, masa kolonialisme, masa kemerdekaan, dan masa pembangunan. Berikut ini adalah sejarah singkat negara Brunei dari masa lalu hingga sekarang.

Masa Pra-Islam
Brunei sudah dihuni oleh manusia sejak zaman prasejarah. Nama Brunei berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti “rumah air” atau “tempat berlabuh”. Brunei menjadi salah satu pelabuhan penting di Asia Tenggara sejak abad ke-6 Masehi, ketika disebut dengan nama Po-li, Po-lo, Pu-ni, atau Bunlai oleh catatan sejarah Cina. Brunei juga disebut dengan nama Dzabaj atau Randj oleh catatan sejarah Arab.
Brunei menjadi bagian dari kerajaan Sriwijaya pada abad ke-9 hingga ke-11 Masehi, yang berpusat di Sumatera. Brunei kemudian menjadi bagian dari kerajaan Majapahit pada abad ke-13 hingga ke-14 Masehi, yang berpusat di Jawa. Brunei juga disebut dalam kitab Negarakertagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca pada tahun 1365 Masehi, sebagai salah satu wilayah taklukan Majapahit.

Masa Kejayaan Kesultanan
Brunei memerdekakan diri dari Majapahit pada tahun 1365 Masehi, ketika Awang Alak Betatar naik tahta sebagai sultan pertama Brunei dengan gelar Sultan Muhammad Shah. Ia memeluk agama Islam dan menjadikan Islam sebagai agama resmi kerajaan. Ia juga membangun ibu kota baru di Kota Batu.
Brunei mencapai masa kejayaannya pada abad ke-15 hingga ke-17 Masehi, ketika wilayahnya meluas hingga seluruh pulau Kalimantan dan sebagian besar kepulauan Filipina. Brunei menjadi pusat perdagangan dan penyebaran Islam di kawasan tersebut. Sultan-sultan Brunei yang terkenal pada masa ini antara lain Sultan Bolkiah (1473-1524), yang menaklukkan Manila dan Sulu; Sultan Hassan (1605-1619), yang mengembangkan sistem hukum dan administrasi kerajaan; dan Sultan Abdul Jalilul Akbar (1659-1660), yang menghadapi perang saudara antara pihak pro-Spanyol dan pro-Britania.

Masa Kolonialisme
Brunei mengalami kemunduran pada abad ke-18 hingga ke-19 Masehi, akibat persaingan dagang dan campur tangan kekuatan kolonial Eropa, terutama Spanyol, Portugis, Belanda, dan Inggris. Brunei kehilangan banyak wilayahnya kepada negara-negara tetangga, seperti Sarawak, Sabah, Labuan, dan Kalimantan Selatan.
Brunei menjadi negara perlindungan Inggris pada tahun 1888 Masehi, setelah menandatangani perjanjian dengan James Brooke, seorang petualang Inggris yang menjadi raja putih Sarawak. Brunei tetap mempertahankan otonomi dalam urusan dalam negeri, tetapi tunduk kepada Inggris dalam urusan luar negeri dan pertahanan. Pada tahun 1906 Masehi, Brunei diperintah oleh seorang residen Inggris yang mengatur semua hal kecuali adat dan agama lokal.

Masa Kemerdekaan
Brunei meraih kemerdekaan pada tanggal 1 Januari 1984 Masehi, setelah menandatangani perjanjian persahabatan dan kerjasama dengan Inggris pada tahun 1979 Masehi. Brunei menjadi negara merdeka dan berdaulat di bawah pemerintahan Sultan Hassanal Bolkiah, yang merupakan sultan ke-29 Brunei. Brunei juga menjadi anggota Persemakmuran Bangsa-Bangsa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI).

Brunei mengembangkan ekonominya dengan mengandalkan sumber daya alamnya, terutama minyak dan gas bumi. Brunei menjadi salah satu negara terkaya di dunia berdasarkan pendapatan per kapita. Brunei juga meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dengan menyediakan fasilitas publik yang gratis atau bersubsidi, seperti pendidikan, kesehatan, perumahan, listrik, air, dan transportasi. Brunei juga memperkuat pertahanannya dengan membentuk Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei (RBAF) yang modern dan profesional.

Brunei menjalankan sistem pemerintahan monarki absolut yang berdasarkan pada ajaran Islam Sunni mazhab Syafi’i. Sultan adalah kepala negara dan kepala pemerintahan sekaligus pemimpin agama. Sultan memiliki kekuasaan mutlak dalam membuat dan menjalankan hukum. Sultan juga menunjuk Dewan Penasihat sebagai badan legislatif dan Dewan Menteri sebagai badan eksekutif. Sultan juga mengeluarkan titah atau dekrit sebagai pedoman hukum bagi rakyatnya.

Brunei menerapkan hukum syariah Islam secara bertahap sejak tahun 1991 Masehi. Hukum syariah Islam meliputi hukum pidana, perdata, keluarga, dan ekonomi. Hukum syariah Islam berlaku bagi semua warga negara dan penduduk Brunei yang beragama Islam, sementara warga negara dan penduduk Brunei yang beragama non-Islam tetap tunduk kepada hukum sipil yang berlaku sebelumnya. Hukum syariah Islam dijalankan oleh pengadilan syariah yang terpisah dari pengadilan sipil.

Brunei memiliki populasi sekitar 460 ribu jiwa yang terdiri dari berbagai etnis, budaya, dan agama. Etnis Melayu merupakan mayoritas penduduk Brunei dengan persentase sekitar 66%, diikuti oleh etnis Cina dengan persentase sekitar 10%, dan etnis asli Kalimantan dengan persentase sekitar 6%. Agama Islam merupakan agama mayoritas penduduk Brunei dengan persentase sekitar 78%, diikuti oleh agama Kristen dengan persentase sekitar 9%, dan agama Buddha dengan persentase sekitar 8%. Bahasa Melayu merupakan bahasa resmi dan nasional Brunei, sementara bahasa Inggris juga digunakan sebagai bahasa kedua.

Sejarah Negara di benua Asia

Asia adalah benua terbesar dan terpadat di dunia, yang meliputi sekitar sepertiga dari luas daratan bumi dan hampir dua pertiga dari populasi manusia. Asia memiliki berbagai macam negara yang memiliki sejarah, budaya, agama, dan politik yang beragam. Berikut ini adalah sejarah singkat negara-negara di Asia dari masa lalu hingga sekarang.

Sejarah Asia Timur
Asia Timur adalah kawasan yang meliputi Tiongkok, Jepang, Korea, Mongolia, dan Taiwan. Asia Timur memiliki peradaban tertua di dunia, yang berkembang di sekitar lembah sungai Kuning dan Yangtze di Tiongkok sejak abad ke-21 SM. Tiongkok menjadi pusat kebudayaan dan politik Asia Timur selama ribuan tahun, dengan berbagai dinasti yang berkuasa dan mengalami masa kejayaan dan kemunduran.
Tiongkok juga mempengaruhi perkembangan negara-negara tetangganya, seperti Korea, Jepang, dan Vietnam, yang menerima pengaruh budaya, agama, bahasa, dan sistem tulisan Tiongkok. Tiongkok juga terlibat dalam berbagai konflik dengan negara-negara tetangganya, seperti Perang Tiga Kerajaan (220-280 M), Perang Imjin (1592-1598), Perang Opium (1839-1860), dan Perang Dunia II (1937-1945).

Jepang adalah negara kepulauan yang terletak di timur laut Asia. Jepang memiliki sejarah yang panjang dan unik, yang dimulai dengan periode Jomon (14.000-300 SM), ketika penduduk asli Jepang hidup sebagai pemburu-pengumpul. Jepang kemudian mengalami periode Yayoi (300 SM-250 M), ketika pendatang dari benua Asia membawa pengaruh budaya dan teknologi pertanian ke Jepang.

Jepang mulai membentuk negara-negara feodal pada periode Kofun (250-538 M), ketika klan-klan kuat bersaing untuk memperluas wilayahnya. Jepang kemudian menyatukan diri pada periode Nara (710-794 M) dan Heian (794-1185 M), ketika kaisar-kaisar Jepang memerintah dengan dukungan dari aristokrasi dan birokrasi. Jepang kemudian mengalami periode Kamakura (1185-1333 M) dan Muromachi (1336-1573 M), ketika samurai-samurai menjadi penguasa militer yang disebut shogun.

Jepang kemudian mengalami periode Azuchi-Momoyama (1568-1600 M) dan Edo (1603-1868 M), ketika shogun Tokugawa menyatukan Jepang dan menutup diri dari dunia luar. Jepang kemudian mengalami periode Meiji (1868-1912 M) dan Taisho (1912-1926 M), ketika Jepang membuka diri dan melakukan modernisasi serta ekspansi kolonial. Jepang kemudian mengalami periode Showa (1926-1989 M) dan Heisei (1989-sekarang), ketika Jepang mengalami kekalahan dalam Perang Dunia II, pemulihan ekonomi, pertumbuhan pesat, krisis finansial, bencana alam, dan perubahan sosial.

Korea adalah semenanjung yang terletak di timur laut Asia. Korea memiliki sejarah yang panjang dan kompleks, yang dimulai dengan periode Gojoseon (2333-108 SM)

Sejarah Asia Selatan
Asia Selatan adalah kawasan yang meliputi Afghanistan, Bangladesh, Bhutan, India, Maladewa, Nepal, Pakistan, dan Sri Lanka. Asia Selatan memiliki sejarah yang kaya dan beragam, yang meliputi masa pra-aksara, masa peradaban lembah Indus, masa kerajaan-kerajaan kuno dan klasik, masa penjajahan Eropa dan Islam, masa perjuangan kemerdekaan, dan masa pembangunan modern.

Masa Pra-Aksara
Asia Selatan sudah dihuni oleh manusia sejak zaman paleolitikum (2 juta-10 ribu SM), ketika manusia purba hidup sebagai pemburu-pengumpul. Bukti-bukti keberadaan manusia purba di Asia Selatan antara lain fosil-fosil manusia di Narmada (India), Riwat (Pakistan), dan Batadomba Lena (Sri Lanka); serta alat-alat batu yang ditemukan di berbagai tempat.

Asia Selatan kemudian memasuki zaman neolitikum (10 ribu-3 ribu SM), ketika manusia mulai bercocok tanam dan beternak. Bukti-bukti kehidupan neolitikum di Asia Selatan antara lain tembikar-tembikar yang ditemukan di Mehrgarh (Pakistan), Koldihwa (India), dan Jhukar (Pakistan); serta situs-situs permukiman yang ditemukan di Balathal (India), Burzahom (India), dan Sarai Khola (Pakistan).
Asia Selatan kemudian memasuki zaman perunggu (3 ribu-1 ribu SM), ketika manusia mulai menggunakan logam untuk membuat alat-alat dan senjata. Zaman perunggu di Asia Selatan ditandai oleh munculnya peradaban lembah Indus, yang merupakan salah satu peradaban tertua di dunia.

Masa Peradaban Lembah Indus
Peradaban lembah Indus adalah peradaban kuno yang berkembang di sepanjang lembah sungai Indus dan sekitarnya (Pakistan dan India Barat) sejak 2500 SM hingga 1500 SM. Peradaban ini memiliki ciri-ciri antara lain sistem tulisan yang belum terpecahkan, sistem drainase yang canggih, arsitektur yang teratur, perdagangan yang luas, agama yang politeistik, dan masyarakat yang egaliter.

Peradaban lembah Indus memiliki beberapa kota besar yang menjadi pusat kebudayaan dan ekonomi, seperti Harappa, Mohenjo-daro, Lothal, Kalibangan, Dholavira, dan Rakhigarhi. Kota-kota ini memiliki bangunan-bangunan penting seperti benteng, gudang-gudang, kuil-kuil, kuburan-kuburan, dan kolam-kolam pemandian. Kota-kota ini juga memiliki hubungan perdagangan dengan peradaban-peradaban lain di Mesopotamia, Persia, Afghanistan, dan Asia Tengah.

Peradaban lembah Indus mengalami kemunduran sekitar 1500 SM hingga 1300 SM akibat berbagai faktor seperti perubahan iklim, banjir-banjir besar, gempa bumi, atau invasi bangsa Arya dari Asia Tengah. Bangsa Arya adalah kelompok etnis Indo-Eropa yang membawa pengaruh budaya dan bahasa ke Asia Selatan. Bangsa Arya juga menciptakan kitab-kitab suci Hindu yang disebut Veda.

Masa Kerajaan-Kerajaan Kuno dan Klasik
Asia Selatan kemudian memasuki masa kerajaan-kerajaan kuno dan klasik sejak 1000 SM hingga 500